Bandung

Langkah DPRD Bandung Atasi Krisis Air Bersih

Sergapreborn Bandung – Efek musim kemarau berkepanjangan mulai berdampak ke warga Kota Bandung. Masyarakat mulai mengeluhkan keterbatasan air bersih, bahkan di beberapa permukiman memutuskan untuk menggali sumur sendiri.

Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung Kurnia Solihat mengatakan pihaknya terus memonitor pengadaan air oleh PDAM Tirtawening. Meski kata dia, tak ada yang bisa disalahkan karena memang kondisi cekungan air di Bandung sudah mengering.

Kota Bandung yang dikenal kaya akan sumber mata air justru mulai mengetuk daerah lain untuk meminta bantuan supply air. Dikatakan oleh Kurnia, Kota Bandung sudah mulai gelagapan mencari sumber air sejak dua tahun yang lalu.

Meskipun memang beruntungnya, Kota Bandung belum sampai darurat air. Hanya saja, beberapa daerah mengeluh tak teraliri air dengan merata. Jadi solusinya, PDAM bakal melakukan kerja sama dengan PJTL Jatiluhur. Tapi nominal proyeknya cukup fantastis, Rp3,7 triliun.

“Memang sejak dua tahun yang lalu kita sudah mulai mencari sumber air, maka kita kontrol ke Jatiluhur. Tapi itu harus di studi lagi karena perlu anggaran yang cukup besar, Rp3,7 triliun. Hasil kajian sudah ada, tinggal nanti apakah Wali Kota bisa segera menyelesaikan itu untuk tahap panjang,” ucapnya.

“Dana cukup besar ini untuk pembangunan air minum dari hulu ke hilir, jadi disediakan semua komplit. Selama ini kan kita hanya mendirikan di hulu, tapi hilir tidak ada. Jadi sekarang membangun hilirnya juga. Jaringan diperbarui agar tidak ada lagi kebocoran. Selama ini kan karena kondisi bangunan (milik PDAM) sudah cukup lama, kebocoran itu sampai 40%. Jadi ini juga dibangun ruang baru agar air minum sampai dengan hilirnya dibangun,” tambahnya.

Belum banyak yang bisa disampaikan oleh Kurnia, karena pihaknya akan kembali mengkaji proyek bantuan dari Jatiluhur ini. Sebab kata dia, mau tidak mau jika proyek butuh dana besar, maka akan mempengaruhi ke bertambahnya biaya retribusi.

“Jadi itu yang sedang kita kaji, agar ke depan tidak jadi masalah. Kemarin kami ke Jatiluhur, kondisi airnya meski El Nino ekstrim masih ada di 93 (mdpl). Kalau sudah di bawah 83 itu sudah agak khawatir. Jadi ini masih bisa, sebelum diminta daerah lain maka kita buat perjanjian kerjasama atau b2b antara PDAM dan PJT Jatiluhur,” ujar Kurnia.

Proyek kerjasama dengan Jatiluhur ini diharapkan groundbreaking akan dilaksanakan pada Januari 2024. Jika terealisasi, maka tahun 2025 diperkirakan sebagian air sudah bisa disalurkan.

“Kami sarankan untuk masyarakat yang membutuhkan ya bisa minta air curah, hanya itu saja. (Saran) lainnya masih dikaji, kalau menggali itu kan ada aturan khususnya. Kalau memang warga kekurangan itu bisa hubungi PDAM nanti akan dikirim. Betul, menggunakan tangki selalu disiapkan,” tutur Kurnia.

“Tapi memang sekarang sudah menurun juga, air PDAM itu hanya tersisa sebanyak 800 liter per detik dari yang sebelumnya 1.700 liter per detik, bayangkan. Jadi mata airnya yang tidak ada dan PDAM hanya menyalurkan,” sambungnya.

Yani

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button