Kalimantan Tengah

Diminta Satpol PP Bertindak Resahkan Warga Kotim Ada Gepeng Di Lampu Merah

Sergapreborn, Sampit – Kalteng. Dalam beberapa hari terahir ini keberadaan anak-anak pengamen jalanan di persimpangan jalan yang ada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), membuat masyarakat menjadi resah, diminta pihak terkait turun tangan.

Para pengamen ini yang mangkal disetiap lampu merah rata rata usia dibawah umur, harapan masyarakat agar pihak pemerintah daerah menertipkan adanya pengamen yang sudah meresahkan banyak orang.

Pengamen tersebut selain mengganggu pengguna jalan, juga dinilai dapat membahayakan keamanan para pengendara motor maupun anak-anak itu sendiri.

Semestinya hal itu tidak boleh terjadi, karna pengamen ini rata rata anak yang masih dibawah umur, yang belum tau akan keselamatan pengendara maupun diri sendiri.

Aksi pengamen ini diketahui sudah cukup lama mangkal dipersimpangan jalan setiap Lampu Merah di Kota Sampit.

Menurut sumber yang beredar para pengamen ini sengaja dipekerjakan oleh seseorang, dan setiap pagi sekira pukul 07.00. Wib diantarkan menggunakan sepeda motor, sore kisaran pukul 18.00.Wib dijemput kembali oleh orang tersebut.

Atas tindakan tersebut banyak masyarakat yang mengecam
diduga kuat ada seseorang mempekerjakan anak di bawah umur.

Masyarakat khawatir dengan anak-anak itu yang kerap kali mengamen di tengah jalan,” katanya.

” Wan (30) mengatakan kepada Sergapreborn, seharusnya seusia mereka itu masih dirumah dan harus sekolah bukan malah dipekerjakan seperti itu,” kata Wan, salah satu warga Sampit, Selasa 7 Desember 2021.

Bukan hanya itu, warga juga resah dengan adanya badut-badut yang ada di sekitar lampu merah di Kota Sampit ini. “Badut-badut itu juga kadang mengganggu di jalanan. Apabila lampu sudah hijau badut itu kadang masih ada ditengah jalan,” ujarnya.

Pengamen kalau saya lihat sudah cukup lama mangkal di sejumlah Lampu Merah, sangat sayayangkan hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah daerah .

Harapan saya hal ini dapat ditindaklanjuti agar para anak tidak ada lagi yang dieksploitasi.

“Karena jika ini dibiarkan, takut nya nanti akan semakin banyak anak-anak yang mengamen,” ungkapnya.

( Suryadi )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button