Warga Desa Tigaherang Pengrajin Tikar (Samak Putihan) Dari Pandan
Sergapreborn Ciamis Sejak puluhan tahun warga Dusun Cikamuning RT 01 RW 01 Blok Cimadang Desa Tigaherang Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis berprofesi sebagai pengrajin tikar ( Samak Putihan ) dari pandan.
Pohon pandan bagi sebagian orang di anggap tanaman kurang bermanfaat dan hanya di pandang dengan sebelah mata karena selain berduri proses pengolahannya sangatlah sulit butuh ke ahlian khusus.
“Tetapi berbeda dengan warga Cikamuning blok Cimadang pohon pandan merupakan tanaman yang sangat berguna dan bermanfaat untuk bahan baku kerajinan tikar ( Samak Putihan ).
Oon 60 tahun warga Cikamuning blok Cimadang mengatakan selama puluhan tahun bahkan sudah turun temurun dari orang tua terdahulu,” katanya.
menjadi pengrajin Samak Putihan menurut Ooh harus memerlukan ke tekunan dan keuletan karena peroses pembuatanya lumayan rumit dari mulai pengolahan bahan pandan sampai menjadi tikar ( Samak Putihan ) itu memerlukan waktu berhari-hari,” tuturnya.
Adapun harga satu helai tikar di jual ke pengepul Rp 35 ribu dan bagi ukuran yang kecil Rp 12 ribu, untuk pembuatan satu helai tikar di butuhkan waktu 1 atau 2 sehari.
Sementara menurut Abdul Muhyi S.I.P. kepala Desa Tigaherang Dusun Cikamuning RT 01 RW 01 blok Cimadang merupakan daerah paling ujung yang berbatasan langsung antara Kabupaten Ciamis dan Kuningan juga merupakan pintu gerbang keluar masuk masyarakat dari dua Kabupaten melewati jembatan gantung yang di bangun oleh pemerintah Kabupaten Ciamis.
Dengan melihat potensi yang ada di Dusun Cikamuning blok Cimadang kami pemerintah Desa akan menjadikan kampung wisata pengrajin anyaman Samak Putihan , dan kami atas nama pemerintah Desa Tigaherang memohon kepada pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas Pariwisata agar bisa mendorong untuk mengembangkan tempat wisata terutama membantu masalah harga,” imbuhnya.
Sedangkan untuk masalah pemasaran menurut Abdul Muhyi tidak kesulitan karena Samak Putihan dari Tigaherang sudah di kenal dan masuk ke berbagai kota bahkan saat ini para pengrajin merasa kewalahan pesanan,” pungkasnya.
( Ule Sulaeman )