Ketua DPD AWP Akan Terus Mengawal Pemberitaan Dugaan Pelecehan Terhadap Profesi Jurnalis
Cilacap, Sergapreborn- Dilansir dari beberapa pemberitaan dibeberapa media online baru-baru ini, terkait pernyataan seorang Pelaksana Proyek Rehabilitasi Gedung SDN 2 Rawa Apu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Supriono, berikan keterangan tidak utuh.
Dalam keterangannya Supriono dirinya menyangkal telah melecehkan profesi wartawan dan bahkan mengaku itu hanya chattingan via WhatsApp (WA) dengan anak buahnya (pekerja).
Di pemberitaan beberapa media yang menulis statement bahwa Supriono mengaku itu bukan statement pak.
“Pekerja saya mengirim pesan melalui whatsApp saya, (ada orang datang Pa) saya balas whatsApp tersebut ke pekerja saya, mungkin media, ada pun terkait pesan whatsApp tersebut itu internal antara saya sama pekerja”.
Supriono juga menuturkan “Tidak bertujuan untuk melecehkan profesi wartawan, bahkan saya senang kedatangan wartawan selaku sosial kontrol”.
Namun kenyataannya Supriono memberikan statement dalam chattingan dengan pekerja narasi yang disampaikan tidak utuh.
Adapun isi chattingan dari pekerja ke Supriono yang sebenarnya sebagai berikut :
Pekerja : Ada yang nanya Pa, ini saya ga tau siapa.
Supriono: Dari media mas biasa minta duit biasanya. Tinggal pulang aja mas.
Padahal itu sudah jelas melecehkan sebuah profesi wartawan, yang tentu sangat melukai dan mencederai temen – temen wartawan.
Seperti yang di ungkapkan Gus Hendra yang juga seorang Wartawan, saya merasa kecewa dan sakit hati dengan adanya statement Supriono, chattingan dengan pekerjanya yang melecehkan profesi wartawan, ucapnya kepada Awak media, Kamis (19/10/2023).
“Sangat disayangkan Supriono berikan statement klarifikasi ke beberapa media online yang tidak tahu kronologisnya dengan memberikan statement tidak utuh alias bohong, harusnya berikan klarifikasi memanggil media yang bersangkutan”, kecewanya.
Gus Hendra yang sebelumnya tidak mengenal Supriono dan belum pernah bertemu, menyesalkan atas narasi chattingan Supriono di WA dengan pekerjanya, belum juga apa – apa sudah menjustifikasi seolah kedatangannya ke lokasi menganggap untuk meminta duit, padahal selaku sosial kontrol hanya ingin mempertanyakan pekerjaan yang anggaran bersumber dari masyarakat tersebut.
“Adapun sesampainya di lokasi kami normatif dan selaku pilar demokrasi yang tugas fungsi kami sosial kontrol, ke pekerja pun hanya menanyakan papan proyek yang belum di pasang dan pekerjaan sudah di mulai”, ucap Gus Hendra.
Lebih lanjut Gus Hendra menambahkan bahwa pekerja pun memberikan jawaban simple saya tidak tahu Pa, itu pun awalnya ga jadi permasalahan dan bahkan Alat Pelindung Diri (APD) pun belum ada, seraya menyampaikan apa yg disampaikan pekerja saat itu.
“Tidak jadi soal, tadinya kami mau langsung menuju ke kegiatan lain untuk liputan, namun sebelum berangkat malah dapat kabar yang tidak mengenakan”, jelasnya.
“Menyikapi perihal tersebut kami tentu meminta kepada yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya”, tandas Gus Hendra.
Lebih jauh Ketua DPD Aliansi Wartawan Pasundan (AWP) Kabupaten Pangandaran “Hendris” dirinya sangat menyayangkan atas tindakan yang dilakukan oleh selaku pelaksana proyek tersebut yang dianggap sudah mencederai profesi wartawan dengan perkataan yang melecehkan.
“Kami akan terus mengawal permasalahan ini sampai tuntas hingga ke pihak jalur hukum, karena kalau dibiarkan dikhawatirkan akan berpotensi buruk dikemudian hari”,ungkapnya
Adehera