Bogor

Masih Ada Aja Pekerja Proyek Tanpa APD Yang Beresiko Tinggi Fatal

Bogor — Bojong Gede – Sergapreborn

Sejumlah pekerja yang tengah memasang bagian Tembok penahan tanah dan pasangan saluran uditch proyek permukiman Jawa barat yang dilelang oleh kementrian PUPR Pengelola kawasan permukiman Jawa barat , terkesan cuek dengan keselamatan mereka sendiri. Seperti tampak dalam foto. Orang pekerja, yaitu di proyek kawasan RTP Bambu Kuning, jalan Bambu Kuning Kec.bojong Gede Rabu, 28/4/2021

Para pekerja yang mengerjakan bagian tembok bangunan, nampak tidak menggunakan full body harness, yaitu alat pelindung diri yang dapat melindungi pekerja dari resiko K3S.

Kondisi ini tentunya sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan fatality accident (kecelakaan yang menyebabkan kematian) bagi para pekerja tersebut. Selain full body harness, mereka juga tidak dilengkapi dengan safety helmet dan hanya menggunakan safety vest (rompi).

Padahal, barang-barang tersebut merupakan APD standar yang harus dilengkapi oleh perusahaan penyedia jasa, terutama jasa konstruksi, sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per.08/Men/VII/2010 tentang APD.

Yaitu, pekerja proyek baik yang menggunakan mesin, perkakas dan segala macam jenis pekerjaan yang mengandung risiko kecelakaan kerja, wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Namun, apa yang terjadi di pekerjaan proyek RTP Bambu Kuning, tampaknya mengabaikan ketentuan itu. Para pekerjanya dibiarkan bekerja meskipun tanpa APD, padahal pekerjaan yang mereka hadapi, mengandung resiko kecelakaan kerja.

Kondisi ini menjadi paradoks, karena di sekitar lokasi tidak nampak terpasang banner keselamatan dan kesehatan kerja, lengkap dengan gambar dan aturannya. Yang sepertinya dipasang hanya sekedar untuk formalitas semata.

Sementara itu, dikonfirmasi BAIN HAM-RI DKI Jakarta terpisah, Pimpinan dari pihak pelaksana, PT. (Pemborong) melalui pesan WhatsApp (WA) selaku main kontraktor di proyek dengan nilai kontrak fantastis Perihal pekerja yang tanpa menggunakan APD itu, dengan tegas rinto menjelaskan, pihaknya sudah menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) bagi para pekerjanya, tetapi para pekerjaanya yang susah di atur.
“Bengkung-bengkung tenaganya pak (susah diatur,red), padahal sudah dikasi APD dan masker, tapi katanya kepanasan dan sesak,” jelas .

( Tim)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button